Seorang Petani Diduga Dianiaya Oknum Kapolsek di Takalar

Lutfi
Petani Saparuddin (Korban), Diduga Dianiaya Seorang Oknum Kapolsek di Takalar. Foto Dokumen Pribadi

TAKALAR, iNewsGowa.id - Seorang Buruh Tani yang ikut di mobil pemotong padi bernama Saparuddin (36) warga Dusun Boddia, mengaku diduga dianiaya oleh seorang oknum Kapolsek di Takalar, Minggu (2/4/2023).

Buruh Petani tersebut diduga dipukul dan ditendang oleh Kapolsek Mangarabombang hingga mengakibatkan korban mengalami sejumlah luka.

Saparuddin mengaku dianiaya lantaran gabah yang diangkutnya terjatuh dan berhamburan di sawah milik oknum Kapolsek tersebut.

Kejadianya, di Dusun Bontobila, Desa Bontomanai, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulsel, pada Minggu (2/4/2023,) sekira pukul 11.30 Wita.

"Saya sementara menjahit karung yang berisi padi, namun tiba-tiba ada gabah yang di samping saya yang belum terjahit jatuh dan isi di dalamnya itu terhambur ke tanah, oknum tersebut sempat menegur, dan saya langsung memungutnya, pas saya pungut itu padinya, saya langsung dipukul oleh oknum kapolsek tersebut," ujar Saparuddin.

Ia mengaku ditendang 3 kali sampai terjatuh. Tidak sampai disitu, aksi penganiayaan ini mengakibatkan dirinya luka-luka.

"Saya ditendang sampai terjatuh, terus saya bangun, kemudian ditendang lagi, setelah saya bangun, saya ditendang lagi dan disitu saya terjatuh dan dahi saya kena motor dan berdarah," ungkapnya.

"Saya sudah divisum, ada beberapa luka, termasuk dibibir bagian depan pecah, dua gigi saya goyang akibat dipukul dan dahi saya mendapat 4 jahitan akibat terbentur di sepeda motor saat ditendang pelaku," sambungnya.

Tidak terima atas penganiayaan tersebut, korban didampingi Kepala Dusun dan Kepala Desa Bontoparang dan kuasa hukumnya melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Takalar.

Sementara itu, Kuasa Hukum Saparuddin (Korban), Syahban Sartono dan Iman mengatakan jika ia bersama rekannya dipercayakan korban untuk mendampingi kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Kapolsek Mangarabombang bernama H Sarro Mappa berpangkat IPTU.

"Kami selaku kuasa hukum korban, sudah melaporkan oknum aparat kepolisian dengan jabatan Kapolsek di Kecamatan Mangarabombang bernama H Sarro Mappa berpangkat lPTU terkait dugaan penganiayaan terhadap klien kami," jelasnya.

Syahban mengaku telah mendampingi kliennya itu di Mapolres Takalar dalam rangka panggilan untuk di BAP.

Pendampingan kata dia, telah dilakukan Senin (3/4/2023) malam kemarin.

"Kami baru selesai mendampingi klien kami yang di BAP oleh penyidik Polres Takalar," katanya.

Iman yang juga salah satu kuasa hukum korban, mengatakan jika kliennya itu sempat menahan laporan saat awal kejadian.

"Kami tidak melapor saat awal kejadian lantaran menunggu itikad baik dari pelaku dalam hal ini Kapolsek mangarabombang untuk meminta maaf kepada korban, namun 1 kali 24 jam, pelaku tidak datang meminta maaf," bebernya.

Hingga akhirnya mereka melaporkan pelaku ke Polres Takalar terkait penganiayaan yang dilakukan Kapolsek Mangarabombang itu.

Kuasa hukum korban rencananya akan melakukan pelaporan ke Propam Polda Sulsel terkait kode etiknya.

"Kami akan ke polda sulsel melaporkan IPTU Sarro Mappa terkait kode etiknya," tegas kedua kuasa hukum korban.

Terpisah, Kapolsek Mangarabombang Polres Takalar, IPTU H Sarro Mappa membantah tudingan penganiayaan tersebut. Dia membantah soal dirinya memukul Saparuddin. Menurutnya, Saparuddin terjatuh di saluran air di Dusun Bontobila lalu kepalanya terbentur dengan batu. Saat terjatuh, IPTU Sarro Mappa mengaku tidak berada di TKP.

"Tidak benar itu, saya tidak ada di TKP, bukan saya pukul, dia (Saparuddin) itu terjatuh di saluran air di Dusun Bontobila dan kepalanya terbentur dengan batu akhirnya dia luka," ujarnya.

Sedangkan terkait inseden gabah yang dikerjakan Saparuddin terjatuh hingga ke sawah, IPTU Sarro mengaku hanya menegur Saparuddin agar gabah yang jatuh segera dipungut.

"Kalau itu saya hanya suruh pungut gabahnya. Tidak ada apa-apa, saya tidak memukul, bahkan setelah itu saya tegur dia waktu di jalan, tidak ada apa-apa," katanya.

IPTU Sarro mengaku kaget berkaitan informasi bahwa Saparuddin diduga dianaya olehnya. 

"Saya juga kaget dengar itu, apalagi katanya 8 kali dipukul, kan bonyok itu mukanya kalau dipukul sampai segitu," jelasnya heran.

Menurutnya, informasi tersebut telah dipelintir oleh oknum tak bertanggungjawab. 

"Saya menunggu dulu ini karena diakan sudah melapor dan diperiksa dulu tapi sudah banyak yang ganjal karena termasuk anaknya yang memberikan keterangan berbeda dengan fakta di lapangan," katanya

"Tapi kita lihat bagaimana kedepannya, karena tuhan saja memaafkan hambanya apalagi kita sesama manusia, bahkan dia tadi malam minta maaf sama saya," pungkasnya.

Tempat Terpisah, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana mengatakan terkait peristiwa tersebut masih dalam proses Propam Polda Sulsel," ucapnya saat dikonfirmasi iNewsGowa.id lewat pesan singkat, Selasa (4/4/2023) malam.

Editor : Revin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network