MAKASSAR, iNewsGowa.id - Ratusan pelajar tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menegah Pertama (SD-SMP) di kota Makassar ramai-ramai mengikuti Olimpiade Sains Indonesia (OSI) 2024-2025 yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan OMNI Sains Indonesia.
Pelaksanaan Olimpiade tersebut terpusat di gedung SMK Darussalam Makassar, Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 19 Sudiang, kecamatan Biringkanaya, kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ahad (22/11/2024).
Ditemui iNews.id, Karni, orang tua peserta Olimpiade Sains Indonesia (OSI) dari SD Negeri 05 Mangendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel menyebut keikutsertaan anaknya dalam kegiatan Olimpiade OSI bertujuan untuk melatih kemandirian anaknya.
“Untuk melatih anak biar berani, betul kami dari Toraja,” katanya ditemui wartawan di depan SMK Darussalam, Makassar.
Dia juga membenarkan saat melakukan pendaftaran dikenakan biaya Rp90 Ribu setiap mata pelajaran yang diikuti anaknya. “Saya bayar Rp90 Ribu satu mata pelajaran, anak saya ambil Matematika dan IPA,” ucapnya singkat.
Senada dengan Karni, Yuli, orang tua pelajar dari sekolah swasta di Makassar yang juga mengikuti Olimpiade tersebut membayar pendaftaran Rp220 ribu untuk 3 mata pelajaran. Dia menguraikan, tujuan mengikutkan anaknya dalam OSI 2024 tersebut hanya melatih buah hatinya untuk bersosialisasi.
“Tujuan utamanya mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi, melatih percaya dirinya, melatih untuk mandiri dan mengambil ilmu yang bermanfaat dari Olimpiade OSI itu, Bukan mengejar juaranya, apa lagi mengejar sertifikatnya,” singkat Yuli kepada iNewsGowaid, (24/11/2024).
Sementara itu, Staf OMNI School Cibinong, Vivi Uba mengklaim jika Olimpiade OSI 2024 serentak di selenggarakan diseluruh Indonesia dan telah mendapatkan ijin resmi dari Pemerintah termaksud di kota Makassar, Sulawesi Selatan.
“Ini Olimpiade Sains Indonesia (OSI) diadakan diseluruh Indonesia, sudah terlaksana di pulau Jawa, kemarin juga OSI Parepare itu bersamaan dengan Samarinda, kalau sekarang ini OSI Makassar bersamaan dengan OSI Pontianak, seluruh Indonesia,” ujar Vivi saat diwawancarai iNewsGowa.id, Ahad (24/11/2024).
Disinggung legalitas atau kerjasama dari Kementerian, pemerintah daerah atau Dinas terkait yang berwenang untuk mengadakan Olimpiade Sains di Makassar, Vivi mengakui telah mendapat ijin dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
“Ada, apa itu dari Diknas, inikan dari pusat, kita punya dari Dinas Pendidikan Jawa Barat, karena yang melaksanakan itu OMNI Cibinong kerja sama dengan OSI Nasional untuk seluruh Indonesia,” klaimnya.
Informasi yang berhasil dihimpun iNews.id, jumlah peserta OSI 2024 yang dilaksanakan di Makassar mencapai 600 orang.
Menanggapi Olimpiade OSI itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Sulawesi Selatan, Iqbal Nadjamuddin belum mengetahui kegiatan tersebut, “Yang saya tau Lomba-lomba yang berjenjang dan terdaftar,” tulisnya saat dikonfirmasi iNews.id, melalui selulernya. Ahad, (24/11/2024).
Iqbal menyebut, memfasilitasi anak-anak untuk selalu mengikuti perlombaan adalah hal yang bagus, namun dia menghimbau pihak penyelenggara tidak memberatkan orang tua siswa.
“Saya kira sekolah lah yang menilai semacam itu, apa lagi kegiatan yang ternyata tidak memberi manfaat dan memberatkan kehidupan keluarga si anak, karena semua aktivitas anak sekolah harusnya di biayai oleh sekolah karena ada Dana BOS-nya,” ungkapnya.
Dilansir dari berbagai sumber, saat ini, banyak kompetisi akademik seperti Olimpiade sains yang diselenggarakan dan menarik minat masyarakat untuk mengumpulkan prestasi.
Selain olimpiade sains seperti matematika, ada pula yang menyelenggarakan kompetisi lainnya seperti bahasa hingga seni. Namun, tak semua olimpiade sains ini sah dan terakreditasi oleh institusi pendidikan resmi, Bahkan, tak sedikit pula yang sampai mendapat julukan "olimpiade abal-abal" karena kerap menipu peserta dengan iming-iming penghargaan atau pengakuan.
Salah satu akun pribadi milik Tommy Lin di Quora menjelaskan bahwa, "Olimpiade dalam bidang sains & matematika? Yang asli pastinya yang diadakan oleh Kemendikbud, karena OSN (Olimpiade Sains Nasional) ini merupakan tahapan seleksi untuk pembentukan team olimpiade Indonesia yang akan dikirim ke ajang International. Pendaftaran harus melalui sekolah, tidak bisa mandiri dan tidak ada biaya pendaftaran.
Yang abal-abal adalah yang diadakan institusi di luar Kemendikbud, berbayar, bahkan ada yang untuk nebus sertifikatnya aja harus bayar, kualitas soal dan jurinya diragukan, sertifikatnya tidak ada harganya (tidak diakui oleh Kemendikbud atau institusi pendidikan resmi untuk pendaftaran sekolah dan beasiswa). Kurang lebihnya seperti itu", demikian tulisnya.
Editor : Abdul
Artikel Terkait