SUNGGUMINASA, iNewsGowa.id - Bencana Tanah Longsor 2 tahun lalu, tepatnya yang terjadi pada, Sabtu 24 Desember 2022 dini hari, di Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulsel, menyimpan duka yang cukup dalam bagi sebagian warga dan korban yang terdampak. Berkisar kurang lebih 7 unit rumah mengalami kerusakan akibat tertimbun material tanah longsor, dan 3 orang dikabarkan meninggal dunia.
Pada waktu itu, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan yang mengetahui peristiwa bencana tersebut, menuju ke lokasi kejadian serta mendatangi warga di pengungsian korban yang terdampak musibah bencana tanah longsor. Kedatangan Bupati Adnan ke pengungsian itu direkam dan diabadikan lewat video amatir warga yang berdurasi 02:25 Menit.
Video Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat Berkunjung Waktu itu di Pengungsian Warga Desa Lonjoboko yang Terdampak Bencana Longsor. Foto SS
Menurut salah seorang Warga Parangloe selaku korban dari dampak bencana tersebut, mengatakan saat berkunjung di pengungsian, selain mengucapkan turut belasungkawa, ia (Bupati Gowa) juga memberikan semangat dengan mengatakan akan segera melakukan relokasi, dan memperbaiki kembali rumah korban yang terdampak bencana tanah longsor.
"Waktu datang di pengungsian, pak bupati juga bilang akan segera memperbaiki dan kembali membangun rumah yang terdampak longsor, tapi itu hanya tinggal janji," ungkap korban bencana longsor, melalui keluarganya yang tidak ingin disebutkan namanya, saat ditemui, Senin (9/12/2024) siang, di sebuah Warkop, Sungguminasa.
Mengenai hal itu, salah seorang Aktivis di Gowa, Hidayat menilai bahwa, atas peristiwa longsor yang menimpa warga Lonjoboko yang lalu menjadi kilas balik harapan warga saat ditemui bapak bupati gowa saat pasca kejadian waktu itu.
Menurut Hidayat, saat ini dapat dilihat timbunan tanah pasca longsor pada tahun 2022 masih ada hingga saat ini, belum ada perbaikan dari pihak berwenang, tanah masih menutupi separuh badan jalan, padahal jalan tersebut adalah penghubung ke kota wisata malino, meskipun ruas jalan tersebut adalah kewenangan provinsi, ia heran kenapa tidak jadi prioritas perbenahan padahal kejadiannya sudah 2 tahun yang lalu.
"Bupati gowa semestinya tetap menjaga kepercayaan masyarakat lantas ingin membantu mengurangi beban korban bencana longsor waktu itu, namun saat ini bantuan relokasi yang dijanjikan bupati gowa sampai saat ini belum juga terealisasikan kemasyarakat," pungkasnya.
Baru-baru ini Redaksi iNewsGowa.id menerima kiriman video amatir kesaksian warga Lonjoboko yang berdurasi 0;57 Detik, berikut kutipannya.
"Saya atas nama Tamrin Dg Mone mewakili keluarga yang terkena bencana longsor pada tanggal 24 bulan 12 tahun 2022, di desa lonjoboko, kampumg mala'lang, kecamatan parangloe. Pada saat itu kami dijanjikan oleh bapak bupati gowa, sebuah rumah tinggal, dan pada saat ini kami belum mendapatkan bantuan itu, dan kalau memang bapak bupati gowa memberikan bantuan kepada kami, sampai sekarang kami belum dapatkan".
Bisa dinilai, saat ini korban bencana longsor, masih berharap dan bertanya apakah statement bupati gowa akan menjadi kenyataan dan benar warga Desa Lonjoboko akan direlokasi ketempat yang lebih layak.
Sementara itu, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan belum memberikan tanggapannya saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Senin kemarin 9 Desember 2024, melalui via chat WhatsApp, hingga berita ini dilayangkan.
Editor : Revin