SUNGGUMINASA, iNewsGowa.id - Prosesi pelantikan pengurus cabang Ormas Legend Kiwal Garuda Hitam berlangsung hikmat, yang bertempat di Aula Makodim 1409/Gowa, pada hari Minggu (26/2/2023), Kabupaten Gowa.
Pelantikan pengurus ini adalah bentuk keseriusan Legend Kiwal Garuda Hitam dalam menyikapi AD/ART organisasi, pada pasal 24 tentang cabang-cabang organisasi.
Kegiatan pelantikan pengurus dibidang Badan Seni dan Budaya dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
"In Shaa Allah setelah pelantikan di DPP ini kami akan melebarkannya di wilayah dimana Legend Kiwal berada tentunya Kordinasi dengan Ketua DPW dan DPD," ucap Koordinator Umum Seni dan Budaya Muh Nur Dg Pasang.
Pelantikan pengurus oleh Ketua Umum Ormas Legend Kiwal Garuda Hitam, melantik 15 Pengurus Inti Badan Seni dan Budaya dengan disaksikan pendiri dan pengurus ormas, Camat Somba Opu, TNI serta berapa Lembaga Pemerhati pusaka yang turut hadir dalam pelantikan ini.
Sementara itu, Dandim 1409/Gowa Letkol Inf Muhammad Isnaeni Natsir yang diwakili oleh Kapten Inf Rahmadi Pasi TerDim 1409/Gowa dalam sambutannya berpesan kepada Ketua yang dilantik Badan Seni Budaya Ormas Legend Kiwal Garuda Hitam.
"Jangan hanya bersinergi dengan pemerintah,TNI, maupun Polri, tapi bersinergi juga dengan Ormas dan lembaga lainnya, biar saling merangkul bersama agar Seni dan Budaya yang ada dilestarikan dan dipertahankan demi Menjaga Kelestarian Budaya kita di Bumi Negara Republik Indonesia," sambutnya.
Aula Makodim 1409/Gowa
Ditempat yang sama, Ketua Harian sekaligus Pembina Legend Kiwal Garuda Hitam Amal Zaenal Dg Parebba memaparkan tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut.
"Badan Seni dan Budaya Ormas Legend Kiwal Garuda Hitam dibentuk dengan tujuan pelestarian budaya, yang mana diketahui di negara Indonesia sendiri bermacam-macam Ragam Budaya," katanya.
"Khususnya di Provinsi Sulsel teridiri dari empat Etnis suku budaya, yakni suku Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar yang mempunyai seni tradisional dan budaya masing-masing," lanjutnya.
Ditambahkan, "diempat suku tersebut sisi kebudayaanya hampir sama, sehingga terkadang generasi milenial kurang mengetahui asal seni dan budaya yang dilihatnya. Salah satu contohnya sebuah pusaka Badik, mungkin generasi milenial kurang mengetahui asal pusaka yang dilihatnya yang mereka tahu itu hanya sebilah Badik," tambahnya.
"Adapun sebuah penutup kepala yang biasa disebut Songkok guru atau patonro, dan beladiri tradisional, sebagian generasi milenial juga tidak mengetahui jenis dan karakter asal daerah masing-masing," ungkapnya didepan awak media.
Editor : Revin
Artikel Terkait