SUNGGUMINASA, iNews.id - Kabupaten Gowa mencatatkan prestasi membanggakan dengan menjadi salah satu daerah terbaik di Sulawesi Selatan dalam menurunkan angka stunting, Jumat (26/12/2025).
Atas capaian tersebut, Gowa meraih Peringkat I Kategori Kabupaten dengan Progres Penurunan Stunting Terbaik serta Peringkat III Kategori Kabupaten dengan Pelaksanaan Inovasi Aksi Stop Stunting Terbaik tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
Penghargaan ini diserahkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, dr. Evi Mustikawati Arifin, pada kegiatan Diseminasi Hasil Akhir Program Aksi Stop Stunting Tahun 2025 yang berlangsung di Hotel Unhas Makassar, Rabu (24/12) kemarin.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, drg Abd Haris menyebut, capaian tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting di daerah.
“Prestasi ini tidak lepas dari komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, hingga peran aktif masyarakat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, upaya penurunan stunting di Kabupaten Gowa dilaksanakan sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 melalui intervensi spesifik dan sensitif, serta penguatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di seluruh tingkatan.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Gowa tercatat mengalami penurunan signifikan, dari 21,1 persen menjadi 17 persen. Capaian ini menjadi yang terbaik dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
Selain itu, Kabupaten Gowa juga dinilai berhasil menjalankan program inovasi Aksi Stop Stunting (ASS), yang merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam pelaksanaannya, setiap kabupaten/kota menetapkan 21 desa lokus dengan sasaran intervensi 30 balita dan dua ibu hamil di setiap desa.
Program ASS diperkuat dengan penempatan Pendamping Gizi Desa, keterlibatan kader pendamping, serta Tim Penggerak PKK. Intervensi dilakukan melalui pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis pangan lokal serta pendampingan berkelanjutan di tingkat desa.
“Kami menargetkan prevalensi stunting dapat ditekan hingga 14 persen. Fokus utama kami adalah pencegahan sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun,” jelas Abd Haris.
Editor : Abdul Kadir
Artikel Terkait
