Dari Aksi ke Solusi: Anak Warga BTP Akhirnya Bisa Sekolah

MAKASSAR, iNews.id – Setelah melalui polemik panjang terkait penerimaan siswa baru, akhirnya puluhan anak warga miskin di kawasan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Makassar, mendapatkan kepastian pendidikan. Sebanyak 48 siswa kini resmi diterima di SMA Negeri 21 Makassar, dan telah mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bersama siswa lainnya.

Kisruh ini sebelumnya mencuat setelah puluhan anak dari warga BTP dinyatakan tidak lolos dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Merasa diperlakukan tidak adil, warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat BTP melakukan aksi protes terhadap Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel.

Ketua Aliansi Masyarakat BTP, Andi Rahmat Saleh, menyampaikan apresiasi kepada pihak Dinas Pendidikan Sulsel dan SMA Negeri 21 Makassar atas solusi yang akhirnya diberikan.

"Saya dan masyarakat sangat mengapresiasi karena puluhan anak dari warga BTP kini bisa bersekolah di SMA 21. Ini adalah langkah positif,” ujarnya, Rabu (16/7/2025).

Tak hanya itu, dia juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Kepala Bidang SMA, pihak panitia SPMB, serta Komite Sekolah yang telah membuka ruang untuk anak-anak BTP agar mendapatkan hak pendidikan.

Salah satu orang tua siswa yang sempat merasa kecewa, kini bersyukur karena anaknya akhirnya diterima.

"Alhamdulillah, perjuangan kami tidak sia-sia. Anak saya besok sudah bisa ikut MPLS di sekolah yang kami harapkan," ujarnya sambil terharu.

Sebelumnya, 48 siswa dari warga BTP tidak dinyatakan lolos dalam seleksi masuk, meski tinggal sangat dekat dengan lokasi sekolah. Aksi protes sempat memanas hingga akhirnya mendapat perhatian serius dari pihak terkait.

Saat ini, ke-48 siswa yang telah diterima tersebut masih menunggu hasil final dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI. 

Dinas Pendidikan Sulsel telah melaporkan dan mengirimkan data para siswa sebagai bentuk upaya tindak lanjut atas proses penerimaan yang telah disepakati bersama.

Editor : Abdul Kadir