Tamparan di Hari Kemerdekaan: Bocah Gowa Pungut Sisa Makanan Pejabat

SUNGGUMINASA, iNews.id - Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80 di Lapangan Sultan Hasanuddin, Kabupaten Gowa, Sabtu (17/8), berlangsung meriah. Upacara kenegaraan diikuti parade budaya, musik, dan suguhan makanan untuk tamu undangan. Namun, di balik semarak itu, terselip pemandangan yang menampar nurani: seorang bocah kecil terekam kamera sedang memungut sisa makanan yang ditinggalkan para pejabat dan tamu.
Dengan kaos hitam sederhana dan celana pendek lusuh, bocah itu terlihat mengais kotak makanan yang masih utuh di bawah kursi. Tangannya menggenggam roti dan botol minuman, sementara langkahnya menyusuri barisan kursi mencari sisa lain. Di tengah pesta kemerdekaan yang penuh sorak sorai, ia justru memperlihatkan wajah lain bangsa ini: kesenjangan sosial yang nyata.
Video singkat tersebut beredar di media sosial dan memantik gelombang komentar warganet. Banyak yang mengaku prihatin sekaligus merasa tersindir oleh potret ironis itu.
“Miris sekali, mereka berpesta di hari kemerdekaan sementara masih banyak anak bangsa harus mengais-ngais sisa makanan untuk bisa makan,” tulis seorang pengguna Facebook.
Sebagian lain menilai apa yang dilakukan bocah itu lebih bijak ketimbang membiarkan makanan terbuang. “Salut buatmu nak, mending diambil daripada terbuang sia-sia,” tulis komentar lain.
Kritik lebih tajam datang dari Ketua LSM Somasi, Muh. Ramli Dg. Tojeng. Ia menyebut peristiwa ini bukan sekadar viral, tetapi tamparan keras bagi semua pihak.
“Kita patut malu. Di tengah perayaan yang begitu megah, masih ada anak-anak yang harus memungut sisa makanan untuk bisa bertahan hidup. Ini bukan hanya persoalan kemiskinan, tapi juga soal kepedulian. Negara dan pemerintah daerah semestinya hadir memastikan bahwa tidak ada rakyat yang terpinggirkan di tanahnya sendiri,” tegas Ramli.
Menurutnya, momen HUT RI seharusnya tidak hanya berhenti pada seremoni dan pesta, melainkan menjadi refleksi untuk benar-benar menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Lebih dari sekadar ironi, bocah kecil di Gowa menjadi pengingat bahwa kemerdekaan sejati belum sepenuhnya hadir. Selama rakyat kecil masih harus mengais sisa makanan di tengah pesta pejabat, cita-cita luhur bangsa ini masih jauh dari kata tuntas.
Editor : Abdul Kadir