Inovasi Hijau Mahasiswa Polbangtan Kementan, Limbah Pertanian Diubah Jadi Aset
SUNGGUMINASA, iNews.id - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa sukses melaksanakan Program Kerja Desa Binaan yang berfokus pada pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan menjadi produk bernilai, Minggu (30/11/2025).
Program yang berlangsung dua hari (29–30 November) di Desa Erelembang, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa ini memberdayakan sekitar 50 petani dan peternak melalui pelatihan praktis mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos atau Biodex.
Dosen pembimbing Hariyadi S memandu langsung sesi penyuluhan, mulai dari teknik dasar fermentasi, pencampuran bahan, hingga penggunaan aktivator seperti EM4, dedak, gula, dan air. Peserta diajak memanfaatkan limbah sayuran dan feses sapi kering yang melimpah di desa untuk diolah menjadi pupuk organik berkualitas.
“Penyuluhan ini bertujuan memberikan pengetahuan praktis agar limbah yang tersedia di lingkungan dapat diolah menjadi pupuk yang lebih bernilai dan ramah lingkungan,” ujar Nady Buyung, Ketua Panitia.
Melalui demonstrasi langkah demi langkah, mahasiswa memastikan peserta mampu mempraktikkan langsung pembuatan kompos, sehingga dapat diterapkan secara mandiri sebagai solusi berkelanjutan untuk mengurangi polusi sekaligus meningkatkan kesuburan lahan.
Selain pelatihan pengolahan limbah, HMJ Peternakan Polbangtan Gowa juga memberikan dukungan nyata pada sektor hortikultura desa berupa penyaluran 100 bibit jeruk dan 100 bibit jambu kristal. Para mahasiswa juga melaksanakan aksi sosial pembersihan masjid untuk mempererat hubungan dengan masyarakat setempat.
Aksi ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang mendorong keterlibatan generasi muda sebagai penggerak utama masa depan pertanian.
“Mahasiswa adalah agen perubahan. Semua yang kita lakukan ini ujungnya untuk petani dan rakyat,” tegas Mentan Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa pendidikan vokasi Kementan bertujuan mencetak SDM pertanian yang unggul, adaptif, dan berdaya saing.
“Pertanian ke depan harus maju, mandiri, dan modern. Kuncinya adalah kualitas SDM. Pertanian bukan sekadar urusan pangan, tetapi lapangan kerja dan bisnis besar,” jelas Idha.
Kegiatan ditutup dengan senam pagi bersama yang diikuti antusias oleh warga dan mahasiswa, memperkuat kebugaran sekaligus mempererat hubungan sosial.
Program Desa Binaan ini diharapkan menjadi model penerapan teknologi tepat guna di tingkat tapak, memperlihatkan bagaimana kolaborasi mahasiswa dan masyarakat dapat menghasilkan manfaat ekonomi, peningkatan kualitas lahan, serta penguatan jejaring sosial desa.
Editor : Abdul Kadir