PAREPARE, iNewsGowa.id - Seorang Dokter menjadi korban pelecehan seksual diduga dilakukan oleh oknum security RS Regional Ainun Habibie Kota Parepare, Jumat (27/9/2024).
Informasi yang dihimpun Dokter tersebut merupakan ASN mitra RS Regional Ainun Habibie asal Kabupaten Maros. Ia menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum security saat hendak masuk bekerja pada Kamis 26 September kemarin sekitar pukul 06.30 WITA.
“Istri saya dilecehkan saat akan masuk ke RS Ainun Habibie, kejadiannya pagi-pagi sekitar pukul 06.30. Petugas security ini menghadang istri saya, merentangkan tangannya ingin memeluk istri saya dengan muka menggoda. Ini yang membuat istri saya sangat risih, takut dan jengkel dengan perlakuan Security,” kata Bagus suami korban kepada iNewsGowa.id.
Menurut suami korban, karena trauma dengan kejadian tersebut, istrinya menarik diri dan berhenti sebagai dokter mita di RS Ainun Habibie.
Dari kejadian itu juga kata Bagus, pihaknya kecewa terhadap sikap Direktur RS Ainun Habibie Dr. Mahyudin Rasyid yang tidak memberikan sanksi kepada diduga pelaku.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Parepare AKP Setiawan membenarkan kejadian tersebut. Dia mengklaim kasus dugaan pelecehan ditangani unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).
“Sudah ditangani PPA, masih proses penyelidikan,” ucap Setiawan dikonfirmasi melalui telepon selulernya.
Disinggung motif diduga pelaku melakukan pelecehan, mantan Kanit Reskrim Polsek Mamajang Polrestabes Makassar itu mengklaim, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan. “Masih kami melakukan pemeriksaan nanti kami infokan kembali,” bebernya.
Terpisah, Kepala Bagian SDM RS Hasri Ainun Habibie Parepare, Abdul Rizal mengakui telah terjadi dugaan pelecehan terhadap dokter. Bahkan dia telah memberikan Surat Peringatan (SP) 2 kepada oknum security tersebut.
“Sudah diberikan SP2, intinya manajemen rumah sakit tidak mentolerir adanya kekerasan seksual bahkan kami sangat melindungi korban,” klaimnya saat dikonfirmasi.
Dia juga mengakui, Tim internal rumah sakit (SPI) sementara bekerja melakukan investigasi secara mendalam untuk mengumpulkan bukti-bukti yang lebih banyak lagi terhadap kejadian tersebut.
“Kita sudah buka CCTV, memanggil saksi-saksi, intinya rumah sakit kami ini rumah sakit ramah anak dan ramah perempuan kami tidak mentolerir adanya pelecehan seksual,” tutupnya.
Editor : Abdul
Artikel Terkait