Dua Siswi di Gowa Dikeluarkan dari Sekolah, Disdik Sulsel Tidak Restui

Muh Yusuf Yahya
Kedua Siswi SMK 1 Gowa. Foto: Tangkapan layar/Instagram @seputarinfomks

SUNGGUMINASA, iNews.id – Dua siswi SMK Negeri 1 Gowa, masing-masing berinisial NF (perekam) dan RA (pelaku), resmi dikeluarkan dari sekolah usai aksinya mengacungkan jari tengah ke wajah guru viral di media sosial. Namun, keputusan pemecatan itu kini menuai sorotan karena disebut tak mendapat restu dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. 

Video berdurasi singkat yang memperlihatkan seorang siswi mengacungkan jari tengah ke arah guru pria dalam kelas tersebar luas di Instagram, memicu kecaman warganet. Aksi tak terpuji itu terjadi di hadapan siswa lain dan direkam oleh temannya sendiri.

Pihak sekolah kemudian merespons cepat. Dalam pertemuan yang dihadiri kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru BK, komite, orang tua siswa, dan kedua siswi, NF dan RA diminta membaca surat permohonan maaf dan menyatakan kesediaan dikeluarkan dari sekolah. Momen klarifikasi dan pembacaan pernyataan itu turut diunggah ke media sosial oleh pihak sekolah.

Namun keputusan ini justru mengundang tanda tanya dari Dinas Pendidikan Sulsel. Kepala Bidang SMK Disdik Sulsel, Hery Sumiharto, mengaku bahwa pihak sekolah tidak pernah melaporkan atau meminta persetujuan dinas sebelum menjatuhkan sanksi berat tersebut.

“Iya, terkait dikeluarkannya siswa ini (tanpa koordinasi). Sekolah belum memberi laporan ke saya,” kata Hery kepada media , Jumat (1/8/2025).

Hery mengaku kecewa karena keputusan seberat ini seharusnya dikonsultasikan terlebih dahulu mengingat menyangkut masa depan pendidikan anak.

“Saya akan koordinasikan ke kepala sekolahnya. Harapannya ke depan, jangan lagi mengambil keputusan sepihak tanpa restu dinas,” tegasnya.

Meski begitu, Kepala UPT SMKN 1 Gowa, Muh Muchlis Jufri, menyatakan bahwa keputusan pihaknya bersifat final. Ia menegaskan bahwa tindakan kedua siswi tersebut telah mencoreng nama baik sekolah.

“Keputusan sudah final. Dua siswi tersebut, baik yang merekam maupun pelaku langsung, kami keluarkan dari lingkungan SMK Negeri 1 Gowa. Terima kasih,” ujar Muchlis dalam video klarifikasi.

Dinas Pendidikan Sulsel melalui Kabid SMK mengimbau seluruh kepala sekolah di wilayahnya untuk tidak mengambil keputusan fatal secara gegabah, terlebih tanpa memperhitungkan dampak psikologis dan keberlanjutan pendidikan siswa.

“Kami berharap sekolah tidak serta-merta mengambil langkah mengeluarkan siswa. Harus ada pertimbangan matang dan koordinasi dengan dinas. Tujuan pendidikan adalah membina, bukan hanya menghukum,” tutur Hery.

Langkah SMKN 1 Gowa yang mengunggah proses permintaan maaf siswi ke publik pun turut dikritik warganet karena dianggap membuka aib siswa dan bisa menimbulkan trauma sosial jangka panjang.

Dua siswi yang dikeluarkan mengaku keputusan itu dibuat secara sadar tanpa paksaan, sebagaimana tertuang dalam surat pernyataan yang mereka bacakan dan tandatangani.

Namun hingga kini, polemik terus bergulir. Banyak pihak menilai sekolah seharusnya mengedepankan proses pembinaan, bukan langsung memutus akses pendidikan anak, terlebih untuk kesalahan yang meski berat, masih dapat ditangani melalui pendekatan disipliner dan psikologis yang lebih konstruktif.

 

Editor : Abdul

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network