MAKASSAR, iNews.id – Upaya pelestarian seni budaya di Sulawesi Selatan mendapat angin segar setelah Universitas Negeri Makassar (UNM) ditetapkan sebagai penerima hibah Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) dari Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) tahun ini.
Hibah tersebut diraih oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNM, Prof Dr Jamilah, M.Sn., untuk program bertajuk “Revitalisasi Seni Tari Tradisional Sulawesi Selatan Melalui Teknologi Virtual Reality Berbasis Kamera 360.”
Dalam pelaksanaannya, Prof Jamilah menggandeng dua anggota tim, yaitu Nurachmy Sahnir (Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik) dan Faizal Erlangga Makawi (Desain Komunikasi Visual). Program ini juga bekerja sama dengan Lembaga Seni Budaya Batara Gowa yang dipimpin Andi Muhammad Redo
Program ini lahir dari keprihatinan menurunnya minat generasi muda mempelajari tari tradisional Sulsel. Masifnya hiburan digital modern serta keterbatasan fasilitas—mulai pencahayaan, tata suara hingga alat musik—menjadi tantangan besar bagi keberlangsungan seni tradisi.
Sebagai solusi, tim menghadirkan inovasi melalui teknologi Virtual Reality (VR) 360, yang memungkinkan pertunjukan tari direkam secara imersif sehingga penonton serasa hadir langsung di ruang pertunjukan. Pendekatan ini diharapkan menjadi sarana edukasi dan pelestarian yang lebih menarik bagi generasi muda.
Rangkaian kegiatan meliputi sosialisasi, pelatihan teknis, pengadaan peralatan produksi, hingga perekaman Tari Pajoge, salah satu tari tradisional Sulsel, menggunakan teknologi VR 360.
Program ditutup dengan serah terima aset produksi kepada Lembaga Seni Budaya Batara Gowa sebagai mitra pelaksana.
Prof Jamilah menyampaikan apresiasi kepada Kemendikti Saintek atas dukungan pendanaan melalui PISN yang prosesnya dikelola melalui platform BIMA. Ia juga berterima kasih kepada LPPM UNM, Pemerintah Kota Makassar, serta Lembaga Seni Budaya Batara Gowa.
“Melalui dukungan PISN ini, kami berharap seni tari tradisional Sulawesi Selatan dapat terus hidup, berkembang, dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi,” ujarnya.
Program ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kapasitas seniman lokal sekaligus membuka peluang pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya di masa mendatang.
Editor : Abdul Kadir
Artikel Terkait
