MAROS, iNews.id - Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) kembali mencatat capaian penting dalam pengembangan seni media di daerah. Tahun ini, PISN sukses menghidupkan kembali dunia perfilman lokal di Kabupaten Maros melalui produksi 20 film pendek karya pemuda setempat.
Program bertajuk “Jambore Pemuda Kabupaten Maros: Ekspresi Kreatif Lewat 20 Film Pendek” itu digelar bekerja sama dengan Lembaga Latoa, sebuah komunitas seni media yang selama ini konsisten membina talenta muda di Maros.
Kegiatan ini dipimpin oleh Faizal Erlangga Makawi sebagai ketua program, bersama anggota tim Ibrahim Arifin dan Dedy Aswan. Kehadiran PISN menjadi momentum kebangkitan kreatif di Maros yang selama ini menghadapi minimnya fasilitas produksi, pendanaan, serta wadah pembinaan seni peran dan film.
Melalui pendampingan teknis, pengembangan kapasitas, serta penyediaan peralatan produksi, PISN berhasil membuka ruang baru bagi para pemuda untuk berkarya. Hasilnya, 20 film pendek lahir sebagai ekspresi pemuda Maros terhadap isu sosial budaya yang dekat dengan kehidupan mereka.
Penyelenggara menilai, perfilman di Maros selama ini belum berkembang optimal. Lembaga Latoa yang beranggotakan pegiat sastra, teater, film, dan desain, juga harus bekerja dengan peralatan terbatas. Program ini pun menjadi intervensi penting untuk memperkuat ekosistem seni media di tingkat lokal.
Melalui kegiatan ini, PISN menegaskan tujuan utama program: memperkuat identitas pemuda Maros melalui media film, meningkatkan keterampilan produksi, serta mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis budaya.
Program ini juga membuka peluang jejaring kreatif yang lebih luas bagi para peserta, seiring meningkatnya kebutuhan konten digital dan industri kreatif di era saat ini.
Ketua program, Faizal Erlangga Makawi, menyampaikan apresiasi kepada Kemendikti Saintek sebagai pemberi hibah PISN yang proses pengajuannya dikelola melalui platform BIMA.
Ia juga berterima kasih kepada LPPM UNM, Pemerintah Kabupaten Maros, Perpustakaan Daerah Maros, serta Lembaga Latoa sebagai mitra pelaksana program.
“Program ini menjadi bukti bahwa pemuda Maros memiliki potensi besar. Dengan dukungan tepat, karya-karya hebat bisa lahir dan menjadi bagian dari pelestarian seni Nusantara,” ujar Faizal.
Dengan terselenggaranya program ini, dunia perfilman di Kabupaten Maros diharapkan terus tumbuh, beradaptasi dengan teknologi, serta memberikan ruang bagi generasi muda untuk menciptakan karya-karya yang berakar pada kekayaan budaya lokal.
Program ini menjadi momentum penting dalam meningkatkan kompetensi seniman muda sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif di masa mendatang.
Editor : Abdul Kadir
Artikel Terkait
