MAKASSAR,iNewsGowa.id - Ketua Yayasan Bina Antarbudaya Chapter Makassar, dr Udin Shaputra Malik menyerukan pelajar di Sulsel harus mendapatkan jalan menuntut ilmu hingga ke luar negeri. Harapan itu didorong untuk siapa pun.
Untuk menggapai itu, salah satu organisasi pertukaran pelajar terbesar di dunia yang dipimpinnya sekarang terus disosialisasikannya. Hal itu ditunjukan pada kegiatan bertajuk Bimtek Guru/Kepala Sekolah dalam Rangka Penguatan Karakter Peserta Didik dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, di Hotel Dalton, Makassar, Rabu (15/03/2023).
Pada kegiatan tersebut, pria yang akrab disapa dr Udin Malik itu juga memperkenalkan dua pelajar asing, dari Italia dan Jepang. Kedua pelajar asing tersebut merupakan hasil dari program Yayasan Bina Antarbudaya yang bermitra dengan AFS Intercultural Program.
Dokter Udin Malik menyampaikan pada kegiatan tersebut disosialisasikan betapa bermanfaatnya pertukaran antar pelajar di Yayasan Bina Antarbudaya. Seperti apa yang pernah lalui pada pertukaran pelajar ke Provinsi Wakayama, Jepang tahun 2006-2007.
"Sesuai apa yang pernah saya jalani saat pertukaran pelajar ke Jepang, program ini membentuk karakter kemandirian dan berwawasan global, serta melatih kemampuan berbahasa asing," bebernya.
Untuk itu, manfaat tersebut disampaikan langsung ke kepala-kepala sekolah SMA se-Sulsel. Sebab, program tersebut pun menjadi harapan besar pemerintah Provinsi Sulsel melalui Disdik.
"Saya juga sosialisasikan ke kepala sekolah, siapa tau mau host school dan host family," bebernya.
dr Udin Malik menjelaskan, pada host school setiap tahunnya Bina Antarbudaya melalui program AFS menerima siswa asing dari berbagai negara untuk tinggal dan bersekolah di Indonesia. Sekolah kamu bisa menjadi sekolah yang menerima siswa asing di kota kamu selama 10-11 bulan.
Dengan menerima siswa asing di sekolah, baik siswa dan guru akan mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan seseorang dari negara dan kebudayaan lain. Kesempatan ini juga dapat dimanfaatkan untuk membawa nuansa internasional di sekolah sehingga siswa dan guru menjadi terbiasa dengan kehadiran orang asing di sekitarnya.
Sementara itu, host family juga setiap tahunnya Bina Antarbudaya menerima siswa dan relawan asing untuk tinggal dan bersekolah di Indonesia selama kurang lebih 10-11 bulan. Selama di Indonesia, setiap siswa/relawan asing akan tinggal bersama satu keluarga angkat (host family) dan menjalani kehidupan layaknya seorang pelajar/relawan lokal.
Dalam kegiatan tersebut juga, dr Udin Malik memperkenalkan program Makassar Siap Sekolah (Massikola).
"Saat ini Massikola sampai SD-SMP, tetapi kedepannya program Massikola bisa sampai SMA," tuturnya.
Editor : Thamrin