Intip Sosok Pengganti Kepala Kejati Sulsel, Ternyata Mantan Wartawan

MAKASSAR, iNews.id - Ada yang menarik dari mutasi pejabat kejaksaan yang diumumkan Jaksa Agung baru-baru ini. Di antara sejumlah nama yang bergeser posisi di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Selatan (Sulsel), perhatian publik tertuju pada sosok Didik Farkhan Alisyahdi, pejabat baru yang ditunjuk sebagai Kepala Kejati Sulsel.
Bukan semata karena jabatan barunya yang prestisius, tapi karena latar belakangnya yang tak biasa, yaitu mantan jurnalis.
Mutasi dan Rotasi Pejabat Kejaksaan yang tertuang dalam Keputusan Jaksa Agung RI Nomor KEP-IV-1425/C/10/2025 itu menjadi bagian dari penyegaran organisasi. Kajati Sulsel sebelumnya, Agus Salim, kini dipercaya menempati posisi Inspektur Keuangan II di Kejaksaan Agung.
Sebelum berseragam cokelat khas korps Adhyaksa, Didik sempat menghabiskan masa mudanya sebagai wartawan di grup Jawa Pos, tepatnya harian Memorandum di Bojonegoro, Jawa Timur. Dunia berita dan liputan lapangan sempat menjadi kesehariannya sebelum akhirnya ia memilih menempuh jalan hukum dan menjadi jaksa.
Kini, tiga dekade berselang, pria kelahiran Bojonegoro, 18 Oktober 1971 itu, kembali bersentuhan dengan jurnalis, kali ini bukan sebagai rekan profesi, melainkan sebagai pimpinan lembaga penegak hukum di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dari Pena ke Palu Keadilan
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini dikenal sebagai sosok yang sederhana dan komunikatif. Rekan-rekan sejawatnya menyebut Didik sebagai “jaksa yang punya empati tinggi”, mungkin karena terbentuk dari latar profesinya dulu yang menuntut kepekaan sosial dan kemampuan mendengar banyak sisi.
“Wartawan itu harus peka, cepat membaca situasi, dan mampu menulis fakta dengan jernih. Nilai-nilai itu terbawa sampai sekarang dalam pekerjaannya sebagai jaksa,” ujar salah satu mantan koleganya di Media Jawa Timur.
Sebelum dipercaya memimpin Kejati Sulsel, Didik pernah menempati sejumlah posisi strategis, mulai dari Kepala Kejaksaan Negeri Bojonegoro, Malang, hingga Surabaya. Ia juga sempat menjabat sebagai Asisten Tindak Pidana Khusus di Kejati Jawa Timur, dan terakhir sebagai Inspektur Keuangan II pada Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan.
Dalam sambutannya saat prosesi serah terima jabatan, Didik menegaskan komitmennya untuk memperkuat transparansi, profesionalisme, dan pelayanan hukum di Sulawesi Selatan.
“Kami ingin Kejati Sulsel menjadi lembaga yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Penegakan hukum harus berwibawa tapi juga berempati,” kata Didik usai dilantik baru-baru ini di Aula Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sentuhan Komunikatif di Tubuh Kejati
Kehadiran Didik disambut positif oleh sejumlah kalangan. Para wartawan di Makassar menilai latar belakangnya sebagai jurnalis bisa menjadi jembatan komunikasi yang lebih terbuka antara kejaksaan dan media.
“Figur seperti beliau bisa membawa suasana baru. Publik butuh kejaksaan yang transparan dan dekat dengan masyarakat, dan kami percaya itu bisa terwujud,” ujar Abdul Kadir, Sekertaris PWI Gowa.
Dengan kombinasi pengalaman di bidang hukum dan komunikasi publik, Didik diharapkan mampu menghadirkan wajah baru Kejati Sulsel, lembaga yang tak hanya menegakkan keadilan, tapi juga membangun kepercayaan publik melalui komunikasi yang jernih.
Dari Koran ke Korps Adhyaksa
Perjalanan Didik Farkhan Alisyahdi menjadi Kajati Sulsel adalah kisah tentang perubahan arah hidup, dari menulis berita menjadi menegakkan hukum. Dan mungkin, di tengah banyaknya wajah baru dalam rotasi kejaksaan tahun ini, kisahnya adalah yang paling inspiratif.
Editor : Revin