MAKASSAR, iNews.id - Di kala Ismail berusia 18 tahun, ia menikahi seorang gadis dari kabilah jurhum, Shada binti Sa'ad. Ibrahim datang berkunjung, saat sampai di rumah hajar, ia diberitahu letak rumah putranya. Ibrahim segera berkunjung ke rumah putranya.
Namun, ia tidak bertemu Ismail, ia tanyakan ke istri anaknya dan menjawab, "ia sedang keluar mencari nafkah." Kemudian Ibrahim bertanya tentang kondisi ekonomi dan kehidupan keluarga mereka. Wanita itu menjawab, "kami dalam kondisi yang buruk, serba kekurangan dan kesulitan." Keluhnya. Maka Ibrahim berkata,
"Apabila suamimu pulang, dampaikan salamku padanya dan katakan supaya mengganti pintu rumahnya." Ketika Ismail pulang, ia merasakan ada seseorang yang datang sebelumnya, maka ia bertanya ke istrinya, "apakah ada seseorang yang datang (tamu)?" Istrinya menjawab, "iya, seorang laki laki tua, cirinya begini dan begitu, ia bertanya kepadaku dan bertanya dan saya menjawab seadanya."
Ismail bertanya lagi, “apakah ia meninggalkan pesan?" Istrinya menjawab, "iya, ia titip salam dan berpesan agar engkau mengganti pintu." Ismail berkata, "itu ayahku, ia memerintahkanku untuk menceraikanmu, maka pulanglah kerumah orangtuamu." Ismail mentalak istrinya tersebut. Kemudian menyusul ayahnya kerumah ibunya, Hajar.
Demikian karena Ibrahim menyadari bahwa wanita ini berperangai kasar dan keras hati. Tentu berpengaruh kepada keturunan anak cucunya kelak dalam menyebarkan kebenaran. Selain itu, firasat orang sholeh memang sangat jitu, Nabi bersabda, Allah berfirman”
"Barangsiapa yang memusuhi Wali-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang telah Aku wajibkan baginya.
Senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nafilah (sunnah) hingga Aku mencintainya.
Apabila Aku telah mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang dan Aku menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Jika dia meminta kepada-Ku pasti Aku memberinya dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari).
Editor : Asward
Artikel Terkait