SUNGGUMiNASA, iNews.id - Majelis Daerah (MD) KAHMI Gowa kembali melakukan dialog publik bertajuk Paggung Pakar ke 2 dengan tema "Menakar Pilkada Gowa Pasca Pemilu 2024", Sabtu (23/3/2024) kemarin sore, di Kedai Dewi, Jalan K.H Agussalim, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulsel.
Adapun Narasumber dalam dialog ini yaitu dari Pengamat Politik dan Pemerintahan Dr Adi Suryadi Culla, CEO Archi Research dan Strategi Budi Kamrul Kasim, dan Direktur Mitologi Bumi Sulawesi (MBS) Iwal Achmady. Sementara itu, Ketua KNPI Gowa, Alumnus Zainuddin, bertindak sebagai Moderator dalam dialog ini.
Panggung Pakar ke 2 KAHMI Gowa
Acara Panggung Pakar ini dibuka oleh Koordinator Presidium MD KAHMI Gowa, Muh Isra DS.
Dalam sambutannya, Isra mengatakan tema politik ini sengaja diangkat untuk melihat bagaimana geopolitik yang ada di Gowa saat ini pasca Pemilu. Dimana peta kekuatan menjelang Pilkada Gowa telah tergambar setelah adanya penetapan dari KPU, sehingga patut untuk dicermati apakah hasil pileg di nasional akan linear dengan konstalasi politik di Gowa ataukah sebailknya, Pilkada Gowa tak terpengaruh dengan hasil pileg di nasional.
Budi Kamrul Kasim selaku pemateri pertama, dalam pemarapannya mengatakan jika hasil survei terbaru yang dirilis di awal bulan Maret pasca pemilu, menempatkan empat figur dengan hasil survei tertinggi. Pertama ada nama Wakil Bupati Gowa saat ini Abdul Rauf Malaganni atau yang akrab di sapa Karaeng Kio, disusul Darmawansyah Muin, lalu Amir Uskara dan diposisi ke empat ada nama Husniah Talenrang.
Selain keempat figur tersebut, ada juga figur seperti Irman YL dan Tenri YL yang terpotret memiliki survei 8,00% dan 7,00%.
Budi Kamrul mengatakan hasil survei tersebut dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang signifikan tanpa memunculkan nama yang harus dipilih oleh koresponden.
Bagi Kamrul, ada beberapa aspek yang mampu memberikan pengaruh besar dalam pilkada suatu daerah, utamanya dalam mempengaruhi opini publik. Aspek tersebut meliputi 5 hal yaitu media, partai, pendana, diskusi kelompok dan masyarakat. Kehadiran diskusi publik semacam ini (kegiatan KAHMI Gowa, red) punya pengaruh tersendiri terharap proses pilkada yang berlangsung di suatu daerah termasuk di Kabupaten Gowa.
Pandangan lain dikemukakan oleh Dr Adi Suryadi Culla, Menurutnya politik itu selalu menyajikan kejutan, akan tetapi faktor yang punya pengaruh besar dalam proses berdemokrasi seperti pilkada adalah kekuasaan. Artinya, lanjut Adi, siapa yang berada di dalam lingkar kekuasaan itu, baik secara individu maupun kelembagaan, maka dialah yang punya peluang besar tampil sebagai pemenang.
"Pilkada Gowa nanti akan sangat ditentukan oleh keberpihakan Adnan selaku Bupati Gowa, jadi ini yang patut kita cermati, apakah Adnan akan berpihak kepada salah satu figur ataukah dia mendorong figur yang mewakili dirinya atau klannya? itu yang patut dinantikan," jelas Adi dalam pemaparannya.
Tinjauan berbeda diutarakan oleh Direktur MBS, Iwal Achmady menjelaskan dengan berkaca pada perspektif Sejarah dan Budaya. Dalam penjelasannya, ia mengurai secara gamblang syarat dan kriteria yang layak menjadi pemimpin di Gowa. Menurut Iwal, berdasarkan Lontara dan pesan tutur dari leluhur, maka ada 5 plus 2 yang harus dimiliki jika mau menjadi pemimpin di Gowa.
"Lima yang dimaksud yaitu berintegritas dan dapat dipercaya (Tu Matappa), bersikap dan berperilaku yang baik (Tu Baji Panggadakkanna), bertutur kata yang baik (Tu Baji ampe-ampena), berani dan tegas (Tu Barani), dan terakhir teladan bagi seluruh masyarakat (Tu Malabbiri). Sementara 2 aspek yang menjadi pelengkap yaitu cerdas dan berwawasan luas serta mapan secara ekonomi," urai Iwal.
Iwal memberikan garansi, jika masyarakat Gowa mampu memilih pemimpinnya mengikuti apa yang telah dipesan oleh para leluhur maka apa yang dijanjiksn para leluhur sekian ratus bahkan ribuan tahun zilam akan terwujud, yaitu masyarakat Gowa akan makmur dan sejahtera.
Akan tetapi jika cara memilih pemimpin masih bergelut pada kepentingan sesaat, Iwal memberikan gambaran apa yang dituai yaitu kita tidak pernah lepas dari penjajahan dari berbagai dimensi kehidupan saat ini.
Sementara itu, tanggapan dari berbagai peserta yang hadir dalam diskusi tersebut, sebagian besar sanksi akan hasil survei karena adanya beberapa figur yang terpotret punya survei tetapi figur tersebut tidak dikenal oleh masyarakat.
Sebelumnya, Koordinator kegiatan Sadikil Wahdi menyampaikan terimakasih kepada narasumber dan peserta yang hadir pada kegiatan ini.
"Terimakasih kepada semua narasumber atas kesediaanya membawakan materi dan juga kepada semua peserta yang hadir," ungkap Wahdi.
Kegiatan dilanjutkan dan ditutup dengan sesi foto dan Buka Puasa Bersama
Editor : Revin