Menuju Lokasi Penemuan Jasad Dibawah Air Terjun, Tim Gabungan Hadapi Jurang Curam

SUNGGUMINASA, iNews.id - Perjalanan tim iNews.id kali ini sangat menantang dan menguras tenaga. Berangkat dari kantor Polres Gowa tim gabungan dari Resmob Gowa, Resmob Polda Sulsel, Resmob Polsek Tinggi Moncong (Malino) Unit Satreskrim, Sat Intelkam Gowa beriiringan menunju Desa Pangajiang, Parigi, untuk menemukan lokasi tempat penemuan mayit seorang pria warga Kabupaten Bulukumba bernama Sanupo (40).
Satu jam perjalanan, tim tiba di Kantor Polsek Tinggi Moncong untuk menyusun rencana dan membagi tim pencarian lalu berdoa bersama agar memudahkan proses dari perjalanan nantinya. Operasi ini dibawah pimpinan Plh Kasat Reskrim Polres Gowa Iptu Irham diwakili oleh Kanit Resmob Polsek Tinggi Moncong, Aiptu Edy dan Kanit Resmob Polres Gowa, Ipda Andi Muhammad Alfian.
Akhirnya, tim dibagi menjadi tiga regu. Regu pertama untuk menyisir lokasi laka lantas tempat pertama kali korban menabrak seorang warga sekitar (awal kronologi). Regu kedua beserta para penyidik unit Satreskrim gabungan untuk mencari tahu cerita di kediaman kepala Dusun setempat.
Dan regu ketiga dipimpim Kanit Resmob Tinggi Moncong Aiptu Edy terdiri dari lima belas orang termasuk crew iNews.id yang memulai menyisir dari lokasi SMAN 5 Gowa (unggulan) dan sebuah sekolah dasar disampingnya. Sementara tim yang bersama Ipda Andi Muhammad Alfian ikut mencari jejak hutan belantara dari arah sebelah utara perbukitan (tebing), sungai Jeneberang dan sejak belukar.
Dalam proses perjalanan pencarian tempat kejadian perkara, tim sudah dihadapkan akses jalur terjal tanah gambus dan rerumputan basah. Kemiringannya juga tak kalah menantangnya, tim menerobos rumput kecil hingga tingginya sepinggang dan ada yang berduri.
"Lokasi sangat cukup terjal. Tim menghadapi sedikit kesulitan tetapi tidak mengurangi semangat kami untuk mengungkap penyebab kematian korban," kata Aiptu Edy dilokasi penemuan jasad.
Dibawah, kami menemukan jalan kecil tanah berlumpur mirip jalur sepeda motor trail yang biasa dilewati para warga sekitar. Bentangan sawah, perbukitan sudah dilihat telanjang mata berada disebelah kanan. Sedikit demi sedikit tim menyisir pinggiran jalan siapa tahu menemukan tanda dan petunjuk dalam memudahkan pencarian.
Saat tiba di ujung jalan menuju lokasi air terjun. Tim sudah melihat kelokan jalan tanah kering dan basah bahkan dipelupuk mata sudah kelihatan ujung gunung diseberang sungai Jeneberang. Pemandangan hijau berembun, tetapi akses yang kami akan lalui sungguh terjal kebawah, diprediksi kemiringannya sangat terjal dan licin usai hujan membasahi sekitar.
Pertama yang kami lalui sawah tadah hujan, kebun singkong dan juga pepohonnan besar dan akar itu sekitar lima kilometer jauhnya kebawah dan berkelok-kelok. Mulailah kami memasuki jalur yang miringnya diluar nalar, tenaga dan juga hela nafas mulai dikuras namun semangat tim pencarian tak kalah kuatnya. Beriringan turun dengan alas kaki seadanya, keringat juga sudah menetes seperti buah jagung besarnya. Perlahan satu persatu tim juga berhenti untuk istirahat dan ada juga yang melanjutkan.
Tak kalah capeknya, setibanya diujung jalan yang menuju ke lokasi tempat penemuan mayit tersebut. Semua kepala dan mata tertuju keatas lalu dongak karena memang jurang keatas diatas tebing tinggi. Tanah gambus berbatu dan ditumbuhi rumput kami injak sambil mendaki keatas tebing.
Sekitar seratus meteran kedepan ternyata tim pencarian sudah berada diatas tebing berbatu dan harus dilalui dengan cara badan harus ikutan mengikuti kemiringan tebing. Suara hembusan angin mulai terasa karena sudah mulai diatas kaki perbukitan. Disini kami bersama tim yang lain mulai menemukan kesulitan ditambah rasa lelah.
Tibalah dititik lokasi penemuan mayat. Bebatuan besar dan berlumut licin kami pijaki satu persatu sambil menghela nafas karena minimnya oksigen diatas bukit. Kuping sesekali mendengung akibat melawan tekanan grafitasi ketinggian. Air terjuan mulai terdengar dan suara aliran air yang mengarah ke jurang dengan kemiringan 160° (prediksi).
Kanit Resmob Polsek Tinggi Moncong, Aiptu Edy mulai menghitung tinggi tebing dan memprediksi penyebab korban jatuh dan tertelungkup diantara batu besar tempatnya ditemukan. Sekitar dua hingga tiga jam tim berdiskusi dan mencatat segala kemungkinan akhirnya tim kembali ke posko tempat pertama kali tiba untuk memulai pencarian.
Apa dikata, dari titik lokasi air terjun, tim harus bejibaku menyusuri jurang hingga ratusan meter panjangnya. Sampai menuju tebing ditumbuhi rerumputan demi sampai ke jalan pertama kali kami lalui sama-sama. Diawal kami membahas bagaimana sulitnya jalanan penurunan yang sangat curam. Sepulangnya, tim gabungan terpaksa harus diperdahapkan jalan terjal berkelok dan banyak menguras tenaga karena harus mendaki.
Tak satu pun tim yang ikut dalam operasi pencarian lokasi penemuan mayit itu mulai kelelahan. Baju yang terpasang dibadan mulai basah karena tetesan keringat dari sekujur tubuh. Bermodalkan air mineral botol plastik perlahan membantu memulihkan tenaga (meski sangat sulit).
Singkat cerita, kami tiba di Jalan Poros Malino. Semua informasi dan saksi-saksi mulai terdata dan dikumpulkan untuk pengembangan lebih lanjut. Diketahui, peristiwa ini dimulai dengan insiden tabrakan seorang pengendara sepeda motor dari arah pusat Kota Malino menuju arah Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Operasi ini memakan waktu yang cukup lama, dimulai pada pukul 13:00 Wita hingga pukul 02:30 WITA.
Korban dikabarkan menabrak seorang lansia dan harus dilarikan ke pusat kesehatan terdekat. Korban (meninggal dunia) sempat menghadapi kemarahan kerabat dari warga yang ditabrak. Menurut cerita warga sekitar warga Bulukumba itu ketakutan karena takut dikeroyok oleh massa ia pun kabur menuju kebun warga dan hutan belantara dan disitulah korban dinyatakan hilang selama berhari-hari tak didengar kabarnya.
"Kami sudah memeriksa beberapa saksi termasuk anak korban laka lantas. Semoga hasil dari interogasi awal menunjukkan hasil dalam mengungkap kasus kematian korban yang meninggal dunia," ucap Kanit Resmob Gowa.
Berdasarkan penelusuran, korban ditemukan sudah berada dibawah jurang curam samping air terjun. Dengan posisi tertelungkup lengkap dengan pakaiannya. Paha kiri korban patah dan tengkorak bagian belakang juga retak (hasil Tim Inavis) dan sudah berulat beraroma busuk karena selama sepuluh hari baru ditemukan jasadnya.
Tim gabungan sudah mencatat beberapa keterangan dari para saksi-saksi dan warga sekitar yang mengetahui insiden penemuan jasad korban dipinggir jurang. Terhitung sekitar 8 kilometer jarak tempuh menuju lokasi air terjun tempat korban meninggal dunia ditemukan dari lokasi insiden tabrakan.
Editor : Asward