Sang Panglima yang Sederhana Berpulang
Dugaan itu menjadi kenyataan. Pada 8 September 2004, M. Jusuf meninggal dengan tenang di rumahnya di Makassar. Kepergiannya menjadi duka mendalam bagi ribuan orang, mulai dari masyarakat biasa hingga tokoh nasional. Upacara pemakaman pada 9 September menjadi lautan belasungkawa.
Ribuan pelayat datang untuk menyalatkan jenazah di Masjid Raya Al Markaz Al Islami yang ia bangun. Pemandangan ini mencerminkan betapa cintanya rakyat pada sosok yang dikenal sederhana ini. Andai saja tidak ada berita bom di Kedutaan Besar Australia pada hari itu, niscaya seluruh media akan fokus memberitakan kepergian salah satu jenderal paling dihormati tersebut.
Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panekukang, sosok Jusuf dikenang sebagai "Panglima Para Prajurit". Jauh sebelum menjadi Panglima ABRI, pria kelahiran keluarga bangsawan Bugis ini telah mengukir perjalanan panjang. Dari bergabung dengan Devosi Rakyat Indonesia dari Sulawesi (KRIS), menjadi ajudan Kahar Muzakkar, hingga menjadi ajudan Kolonel Alex Kawilarang, tokoh di balik cikal bakal Kopassus.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait