TAKALAR, iNews.id – Proyek pembangunan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Takalar di Desa Banggae, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, ambruk pada Rabu malam (5/11/2025).
Bangunan dua lantai senilai Rp2,54 miliar itu kini menjadi sorotan publik karena diduga gagal konstruksi.
Pelaksana proyek dari CV Mega Buana Persada, M. Harsya Arsanil P., ST, akhirnya angkat bicara. Ia mengaku siap bertanggung jawab penuh dan berkomitmen menyelesaikan pekerjaan hingga rampung sesuai kontrak.
“Kami memiliki prinsip untuk menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas dan bisa dimanfaatkan dengan baik,” kata M. Harsya Arsanil saat dihubungi iNews.id, Sabtu malam (8/11/2025).
Menurutnya, selama proses pembangunan berlangsung, tidak pernah terjadi deviasi negatif. Jadwal pekerjaan juga diklaim berjalan sesuai rencana.
“Kami tidak ingin menyalahkan siapa pun. Pekerjaan ini sudah sesuai gambar, spesifikasi, dan standar mutu yang ditetapkan,” ujarnya.
M. Harsya juga menegaskan, struktur bangunan sudah menggunakan pembesian berkualitas dan sistem pondasi cakar ayam. Bahkan, beton yang digunakan berasal dari Bosowa Readymix.
“Segmen lain bangunannya kuat, hanya satu bagian yang roboh. Kami yakin masih bisa diselesaikan dengan baik,” imbuhnya.
Terkait tulisan “pendampingan Dirkrimsus Polda Sulsel” yang tercantum di papan proyek, M. Harsya menjelaskan hal itu hanya salah ketik.
“Sebenarnya bukan pendampingan, tapi pengawasan. Kami sudah klarifikasi,” tegasnya.
Sebelumnya, aktivis Pembela Rakyat (Perak), Rahman Samad, menyoroti insiden tersebut dan menduga penggunaan material di bawah standar. Ia meminta Kementerian Agama Wilayah Sulsel melakukan audit menyeluruh terhadap proyek itu.
“Bangunan ambruk tak bisa dianggap sepele. Harus diaudit kualitas bahan dan kepatuhan terhadap standar konstruksi,” ujarnya.
Proyek ini bersumber dari APBN-SSBN 2025 melalui Kementerian Agama Wilayah Sulawesi Selatan dengan pengawasan CV Lingkar Karya Konsultan, dan waktu pelaksanaan 100 hari kerja. Hingga kini, penyebab pasti ambruknya bangunan masih dalam penyelidikan.
Editor : Abdul Kadir
Artikel Terkait
