MAKASSAR, iNews.id – Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar menjalin kerja sama dengan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dalam program Detasering Kemendiktisaintek 2025.
Program ini menghadirkan dua dosen UHO sebagai narasumber untuk memperkuat kapasitas dosen dan pengelola jurnal di Unsa.
Kegiatan tersebut digelar selama lima hari, mulai 3 hingga 7 November 2025, di Kampus Unsa Makassar. Dua dosen UHO yang ditunjuk sebagai narasumber adalah Prof. Dr. H. Jamaluddin Hos, M.Si dan Dr. Ambo Upe, S.Sos., M.Si.
Rektor Universitas Sawerigading, Prof. Dr. Andi Melantik Rompegading, SH., MH, secara resmi membuka kegiatan dan menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan program tersebut.
“Program Detasering ini menjadi momentum penting bagi Unsa untuk memperkuat kapasitas dosen dan pengelola jurnal. Harapannya, kerja sama ini bisa memperluas jejaring akademik serta meningkatkan kualitas publikasi ilmiah kampus,” ujarnya dalam sambutan pembukaan, Senin (3/11/2025) kemarin.
Pada hari pertama, Prof. Jamaluddin Hos membawakan materi Workshop dan Diskusi Interaktif serta Praktik Penyusunan Artikel Ilmiah.
Dalam sesi ini, peserta diajak memahami teknik penulisan artikel ilmiah yang sesuai dengan kaidah akademik dan layak terbit di jurnal terakreditasi.
Sementara itu, Dr. Ambo Upe memberikan pelatihan teknis seputar Metadata dan DOI serta Dasar-Dasar Open Journal System (OJS).
Materi ini menekankan pentingnya tata kelola jurnal elektronik sesuai standar nasional dan internasional.
Salah satu peserta, Dr. Adi Sumandiyar, S.Sos., M.Si, yang juga Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Unsa, mengaku materi yang diberikan sangat aplikatif dan mudah diterapkan.
“Kami jadi lebih memahami bagaimana menulis artikel yang layak publikasi. Materinya langsung praktik, dan sangat relevan untuk peningkatan mutu akademik,” katanya.
Peserta lain, Dr. Arda, M.Si, menilai sesi pelatihan dari Dr. Ambo Upe membantu membuka wawasan baru dalam pengelolaan publikasi digital.
“Penjelasan soal metadata dan DOI sangat penting untuk peningkatan akreditasi jurnal. Ini jadi motivasi besar bagi kami,” tuturnya.
Sementara itu, Prof. Jamaluddin Hos mengapresiasi antusiasme para peserta.
“Dosen-dosen Unsa sangat bersemangat. Mereka aktif berdiskusi dan cepat memahami konsep penulisan ilmiah. Ini modal kuat untuk membangun budaya riset di kampus,” ujarnya.
Dr. Ambo Upe menambahkan, kegiatan ini bukan hanya pelatihan teknis, tetapi juga membuka peluang kolaborasi riset antarperguruan tinggi.
“Kami berharap program ini bisa jadi awal dari sinergi akademik di kawasan Indonesia Timur,” katanya.
Melalui pelaksanaan Program Detasering Kemendiktisaintek 2025 ini, Unsa Makassar menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas riset dan publikasi ilmiah menuju kampus yang unggul, profesional, dan berdaya saing nasional.
Editor : Abdul Kadir
Artikel Terkait
